Apa yang Paling Berharga dalam Hidupmu?
Malam ini saya sedang membaca kembali bagian-bagian dalam jurnal harian saya. Ada beberapa bagian dari catatan di masa lalu yang mungkin dapat di-share. I feel blessed by re-reading it, I pray that it will bless you too. That's why I share it on my blog. Happy reading.
21 Desember 2010
Apa yang paling berharga dalam hidupmu?
Pagi ini aku membaca buku renunganku. Dia
berbicara tentang milik kesayangan. Ketika aku merefleksikannya dalam diriku,
timbul pertanyaan..apa yang saat ini paling berharga dalam hidupku. Apakah
Tuhan? Atau ada yang lainnya?
Segera di kepalaku terputar adegan kehidupanku
yang telah lewat. Ada seorang pria yang pernah sangat aku kagumi, kemudian Bapa
membuatku patah hati dan membimbingku untuk melepaskannya dari pikiranku.
Mungkin tanpa aku sadari, frekuensiku memikirkannya lebih banyak daripada
frekuensiku memikirkan Bapa. Pernah di suatu saat, ketika aku mengutamakan
studiku, Bapa membiarkan nilai-nilaiku menurun. Sebenernya, itu salahku, sih..karena
aku hanya mengandalkan pengalaman dan kemampuan diriku sendiri. Aku melupakan
untuk bersandar pada-Nya.
Pertanyaan yang sama muncul lagi. Apa yang
sekarang adalah hal yang paling berharga di hidupku? Apa yang menjadi milik
kesayanganku? Apa ada suatu hal membuat perhatianku kepada Bapa teralih? Roh
Kudus, bantu aku melihatnya dalam hidupku.
Ya,
saat ini hal yang paling berharga bagiku adalah pelayananku di remaja. Aku
sangat terbeban dengan semuanya. Aku rindu ada pengurus yang memiliki
inisiatif, sama-sama terbeban untuk penjangkauan kepada jiwa-jiwa. Setelah itu,
pertanyaan yang kemudian muncul lagi adalah apabila jiwa-jiwa itu benar-benar datang ke
kebaktian remaja, untuk apa tujuannya?
Apa berhenti sampai hanya untuk memuaskan kerinduanku? Apa hanya untuk menuai
pujian bahwa aku berhasil menjangkau? Apa hanya untuk memenuhi kewajiban
sebagai pengurus?
Terkadang, posisi sebagai ketua ini membuat
aku terbeban. Sepertinya apapun yang aku perbuat sangat disorot. Itulah
sebabnya, aku lebih suka bekerja di belakang layar. Hal itu melatihku memiliki
fokus yang murni, hanya untuk Tuhan. Bukan mengerjakan sesuatu untuk dilihat
orang lain apalagi menuai pujian. Melatih ketulusan—katakanlah begitu.
Harus memurnikan fokusku, itulah PR-ku. Hanya
untuk menyenangkan Tuhan..hanya untuk memenuhi kerinduan Bapa. Hanya untuk
membawa remaja jatuh cinta kepada Tuhan dengan kasih yang tulus. Bukan ambisi pribadi.
Pelayanan ga boleh dijadikan ambisi. Biarkan semuanya mengalir sesuai dengan
maunya Tuhan..bila kau tidak melayani dengan ambisi pribadi, kau tidak akan kecewa
apabila pelayananmu tersendat ataupun gagal. Karena, percayalah..pelayanan
adalah pekerjaan-Nya yang melibatkan kita, bukan sebaliknya. Selain dipakai untuk menjadi saluran
kasih-Nya kepada orang yang kita layani, sebenarnya, kitalah yang sedang diubah.
Ketika semua kondisi tidak lancar, saat itulah
saat yang tepat untuk aku belajar mengembangkan sikap hati yang benar. Tetap
bersukacita dan percaya bahwa Tuhan pasti akan buka jalan. Tuhan akan membuat
segalanya berhasil MENURUT UKURANNYA :)
Aku memohon Roh Kudus untuk mengingatkan aku
agar kiranya aku tidak mencintai pelayananku melebihi cintaku terhadap Sang
Pemilik Pelayanan. Bahkan segala kesibukanku kiranya tidak menghalangi waktu
pribadiku bersamaMu. Jangan biarkan aku seperti tukang roti yang terus memberi
roti kepada orang lain tapi aku sendiri lupa memakan roti itu.
Tuhan, Kau harus jadi Satu-satunya, yang
paling berharga. Mampukan aku menjalani komitmenku.
Comments
Post a Comment