Pemuda Bergerak !


Seringkali kita mengeluhkan segala sesuatu hal buruk dan tidak sempurna yang ada di sekeliling kita. Semua protes dan complaint kita tidak jarang dan tidak bukan ditujukan kepada kinerja pemerintah kita yang kita nilai tidak sejalan dengan ideal kita masing-masing. Negara ini begitu luas, dengan 33 provinsi yang terbentang dari Sabang sampai Merauke dan lebih dari 220 juta jiwa di dalamnya, tentunya bukanlah tugas yang mudah untuk mengatur negara ini mengingat setiap daerah yang ada memiliki kekompleksan kebutuhan dan masalah yang berbeda-beda. Di sisi lain, kita menuntut pemerintah untuk menjadi pemerintahan yang sempurna. Seringkali saya mendengar perkataan yang menyatakan bahwa masyarakat merupakan cerminan dari pemerintahnya. Apabila pemerintahannya kacau, masyarakat yang dipimpinnya pun kacau, apabila pemerintah sendiri masih bertikai satu sama lain, jangan heran apabila masyarakatnya juga hobi untuk bertikai. Apa yang dilakukan oleh pemerintah adalah contoh dan teladan bagi masyarakatnya. Sekalipun saya acapkali dibuat frustasi dengan pemberitaan media yang melaporkan ketidakwajaran kelakuan para dewan perwakilan kita, saya tetap percaya bahwa dari sekian banyaknya anggota perwakilan kita yang duduk di kursi pemerintahan masih ada orang-orang yang benar-benar berjuang demi rakyat. Terlepas dari kebobrokan pemerintahan yang ada, saya kira kita perlu mendukung pemerintahan kita. Bagaimana caranya?

Pertama, mulai dari hal yang kecil, yaitu berdoa. Mungkin kelihatannya perbuatan ini tidak signifikan, tetapi sebenarnya doa adalah perbuatan sederhana yang memiliki dampak besar. Setiap perkataan yang keluar dari mulut kita memiliki ‘kuasa’. Mungkin Anda sering mendengar pernyataan bahwa perkataan kita adalah doa. Apabila hal negatif yang terus menerus kita katakan, jelas saja hal negatif itu akan terjadi karena tanpa kita sadari hal itulah yang akan kita percaya, kemudian hal yang kita percaya inilah yang mendasari dan memengaruhi apa yang kita perbuat sesuai dengan pemikiran negatif kita itu. Menurut saya, kita harus berhenti menyatakan kata-kata kutukan terhadap negara ini. Setiap kata-kata yang menjatuhkan, seperti “hancurlah negara ini!”, “pemerintah ga ada yang bener”, “udah bobrok sekali negara ini”, dan sebagainya sudah saatnya kita berhenti untuk mengucapkannya. Bayangkan saja, apabila 220 juta orang Indonesia mengatakan hal ini setiap jamnya, sudah berapa kata kutukan yang diterima negara ini. Mari kita ganti setiap kata-kata kita dengan ucapan berkat bagi Indonesia. Walaupun kondisi yang kita lihat dari negara ini demikian memprihatinkannya, setidaknya kita tidak boleh kehilangan harapan untuk mempercayai masa depan Indonesia yang cemerlang. Apakah menurut Anda mustahil? Apakah Anda pesimis? Saya pribadi OPTIMIS :-)

Beberapa waktu lalu, saya menyaksikan suatu tayangan media berita interaktif yang menghadirkan mahasiswa sebagai kontibutor komentator terhadap pokok-pokok berita yang disajikan. Saya memerhatikan setiap komentar yang dikeluarkan oleh mahasiswa dan mahasiswi tersebut. Semuanya memiliki dasar pemikiran yang sama yang saya sebut sebagai idealisme mahasiswa. Mahasiswa menginginkan semua anggota perwakilan kita di pemerintahan, baik di pusat maupun daerah menjadi bersih, memiliki hati yang total untuk rakyat dan bukan untuk kepentingan partai, serta hal-hal lain yang diperbincangkan. Pastinya idealisme tersebut bukan saja miliki mahasiswa, melainkan juga milik seluruh rakyat Indonesia. Dari hal ini, saya melihat potensi kegerakan pemuda yang bisa dibangkitkan untuk mengubahkan kondisi memprihatinkan negara ini.

Namun demikian, saya masih merasa miris akan satu hal, yaitu mengenai kejujuran pelajar, baik siswa maupun mahasiswa. Izinkan saya melontarkan pertanyaan ini : apakah Anda membenci setiap kasus korupsi yang terjadi di negara ini? Apakah Anda benar-benar kesal dibuatnya bahkan benar-benar sangat membencinya? Saya pastikan mayoritas dari Anda akan menjawab iya. Lalu pertanyaan selanjutnya, apabila Anda saat ini berperan sebagai siswa atau mahasiswa, apakah Anda masih mencontek, kerja sama saat ulangan/kuis/ujian, membeli kunci jawaban ujian atau titip absen? Atau jika posisi kita sebagai guru, apakah masih memberikan kesempatan untuk siswa Anda untuk mencontek? Jika Anda pegawai, apakah cara Anda masuk tempat kerja Anda dengan ‘bantuan’ orang dalam? Jika Anda ditilang polisi, apakah Anda tidak pergi ke pengadilan dan memilih ‘berdamai’ saja dengan polisi? Apabila kita masih melakukan hal-hal di atas, saya pesimis korupsi akan bisa dimusnahkan dari muka bumi Indonesia. Korupsi benar-benar sudah mengakar bahkan yang lebih mengkhawatirkan lagi bila seseorang tidak sadar bahwa dirinya sedang melakukan bibit dari tindakan korupsi. Integritas bangsa kita memang harus benar-benar dipertanyakan. Non-sense bagi saya apabila seorang mahasiswa begitu gigih menentang tindak korupsi, tetapi ketika kuliah dia masih mencontek pekerjaan temannya tanpa diketahui oleh dosen. Ini bukan masalah religius atau tidak, tetapi ini masalah penegakaan moral. Oleh sebab itu, saya mengajak setiap kita, khususnya pemuda, untuk sadar akan moral mulai dari sekarang. Hal yang besar tidak akan terjadi apabila tidak dimulai dengan hal-hal yang kecil.



Merespons keburukan-keburukan yang terjadi di sekeliling kita, seperti kondisi memprihatinkannya pendidikan di negara kita, kemiskinan, dan lain-lain, tidak sedikit telah mendorong berbagai pihak dari masyarakat untuk mengambil bagian dalam membantu pemerintah menyelesaikan hal ini. Indonesia Mengajar, Indonesian Future Leaders, dan sebagainya adalah sekelumit gerakan pemuda Indonesia yang optimis terhadap kemajuan bagsa Indonesia. Saya rasa itulah hal sangat dibutuhkan oleh negara ini, yaitu gerakan pemuda. Kita tidak dapat selamanya hanya bergantung kepada kebijakan pemerintah yang notabene belum dapat mengakomodasi seluruh kepentingan masyarakat. Maka dari itulah, mari kita bantu pemerintah kita untuk membangun negara ini. Pertanyaan yang mungkin muncul di benak kita saat ini adalah : Bagaimana caranya, hal ini kan tidak mudah? Setialah kepada perbuatan yang kecil. Mengutip kurang lebih apa yang dikatakan oleh Muhammad Iman Usman pada tayangan Kick Andy tanggal 13 Mei 2011 di MetroTv, “lihat talenta dalam diri Anda, lihat kebutuhan sekeliling Anda..lalu match-kan itu” Satu hal lagi yang ingin saya tambahkan adalah minta kepekaaan hati dari Tuhan untuk mengerti kebutuhan sekeliling kita serta keberanian untuk melakukan gerakan.

Satu hal lagi yang sering menjadi masalah adalah banyak orang yang memulai gerakan dengan blueprint. Memikirkan suatu yang besar lalu kemudian bingung untuk memulai dari mana. Memang untuk merintis suatu hal yang baru adalah karunia atau talenta. Namun demikian, saya yakin kita dapat mempelajarinya. Jangan malu untuk bertanya dan belajar dari orang-orang yang berpengalaman akan hal itu. Sekalipun memang bukan bakat kita untuk menjadi perintis, mari menjadi pelanjut dari hal yag sudah dirintis, atau bekerja samalah dengan orang-orang yang berpotensi untuk merintis melalui brainstorming ide-ide Anda. Jangan melakukannya sendirian, kita butuh tim karena tidak selamanya semangat kita menyala-nyala, ada kalanya kita akan merasa bosan, ingin menyerah dan putus asa. Untuk itulah berdua lebih baik dari seorang diri, memiliki tim lebih baik daripada sendiri karena ketika Anda mulai goyah yang lain akan membantu Anda untuk kembali berdiri.

Hal yang ingin saya tekankan lagi adalah lihat dan sadarilah motivasi di balik keinginan Anda untuk menjadi agen-agen pengubah Indonesia yang lebih baik. Apabila kita melakukannya hanya agar disorot oleh televisi, diakui oleh orang lain, atau dikagumi orang lain atas ‘ketulusan hati’ kita, maka yang kita lakukan hanya akan menjadi sia-sia. Pertanyaan yang harus kita renungkan bersama adalah maukah kita tetap menjadi agen pembaharu yang rela bergerak sampai pelosok negeri Indonesia meskipun kita sama sekali tidak disorot media dan tidak ada seorang pun yang tahu tentang apa yang telah kita perbuat? Mari luruskan motivasi. Tuhan bekerja melalui ketulusan hati.

Selamat bergerak, Pemuda Indonesia !


Comments

Popular Posts