That's Why Love Talks about Giving


Panti Sosial “Treshna Wreda Budi Mulia” pagi ini mengajarkan saya banyak hal. Beberapa waktu yang lalu saya mendapatkan info dari Ibu Susilo bahwa akan diadakan Bakti Sosial Budha Tzu Chi di sana pada hari ini. Saya sangat excited menyambut ajakan beliau. Akhirnya, saya datang ke sana ditemani dengan ibu saya dan seorang teman ibu saya.

Benar, ketika tiba di sana...tim Budha Tzu Chi sudah mulai melakukan kegiatannya. Jelas saja, kegiatan sudah dimulai sejak pukul 08.30, sedangkan kami tiba pukul 09.00 lewat beberapa menit. Kami masuk melalui jalan di sebelah sayap kiri gedung itu di mana para relawan Tzu Chi – lengkap dengan seragam biru putihnya :P -- sebagian sedang memotong rambut nenek dan kakek dalam suatu barisan cukup rapi dengan berjajar ke samping. Saya bingung harus bagaimana dan melakukan apa karena ini baru pertama kalinya saya datang ke Panti Wreda. Langsung saja kami mencari Ibu Susilo yang notabene berada di antara relawan Tzu Chi lain yang sedang memotong rambut seorang nenek. Melihat kedatangan kami, Ibu Susilo menyambut kami dengan hangat. Beliau kemudian mempersilakan kami turut ambil bagian dalam Baksos itu. Saya pun masih bingung, “harus ngapain dulu,ya? Saya masih seperti orang asing di sini..” kira-kira itulah gumaman yang dapat menggambarkan ke-sapi ompongan saya ketika baru saja tiba. Hal itu berlangsung kira-kira 2 sampai 5 menit hingga tiba-tiba di belakang saya berdiri seorang kakek dengan sebuah tongkat penyangganya berjalan berbicara sendiri dengan suara yang tidak terlalu jelas. Saya hampiri kakek itu dan bertanya apa yang beliau butuhkan, kemudian dengan suara yang cukup lirih beliau mengatakan ingin duduk. Saya melihat sekeliling saya apakah masih ada bangku kosong yang tersisa. Kemudian saya melihat ibu saya mengambilkan sebuah kursi untuk kakek. Kemudian kakek meminta saya melepaskan pegangan tangan saya lalu mencoba untuk duduk dengan tenaganya sendiri. Saya pun kemudian memulai percakapan pertama dengan penghuni Panti Wreda itu. Senangnya :D


Lalu, karena saya tidak punya keahlian untuk memotong rambut, akhirnya saya memilih untuk mengantarkan seorang nenek ke ruangan yang telah ditata oleh tim relawan untuk menjadi sebuah klinik kesehatan sementara. Nenek ini mengeluh tangannya sering sakit, kemudian ketika saya memegangi tangan kirinya yang sakit, beliau kelihatan sangat senang sekali. Ya Tuhan, saya pun bersukacita sekali. Sesampainya di ruang klinik, ternyata sudah banyak sekali pasien di sana. Segera setelah mengantarkan nenek tadi duduk, saya mulai berkenalan dan bercengkrama dengan nenek dan kakek lain. Mereka begitu butuh perhatian, kasih, dan rasa peduli yang tulus. Saya tidak berani untuk menanyakan tentang keluarga mereka. Saya melihat ada kesepian di mata mereka. Tetapi di balik itu, mereka tetap menunjukkan keceriaan mereka ketika rekan-rekan dan saya menghampiri dan menyapa mereka. Ada Nenek Saonah, Nenek Sulastri, Nenek Tinah, Nenek Sri, Nenek Wagiyem, Kakek Basri, Kakek Saroni, Pak Siregar, dan masih banyak lainnya. Ada seorang nenek yang tetap trendy dengan kalung dan anting mutiara berwarna birunya dan pakaian yang tetap matching :D Ada nenek Mardika yang sangat lemah lembut cara bicaranya dan begitu lirih, ada Nenek ..hmm Tuhan, saya lupa namanya :( pokoknya nenek ini sangat lincah dan sangat semangat menceritakan cucunya yang beliau bilang sudah sebesar saya. Kakek Basri yang begitu berjiwa besar menunggu semua teman-temannya selesai diperiksa, sedangkan dirinya lebih memilih untuk membagikan kue dulu. Tubuh kecilnya membawa sebuah kotak besar yang berisi bolu kukus untuk dibagikan kepada teman-temannya yang sedang menunggu giliran periksa. Padahal Kakek Basri pun sebenarnya sedang sakit :(

Tuhan, saya benar-benar menikmati waktu-waktu itu...ketika kami bercanda, ketika mencurahkan perhatian saya kepada nenek dan kakek di sana, ketika saya memegang tangan mereka. Saya merasakan sukacita. Sangat bersukacita. Mereka sangat senang didengar. Saya semangat mendengar tawa mereka. Bahagia sekali melihat ada senyum yang berkembang di wajah cantik dan tampan mereka.

Sekarang...mereka sedang apa ya di sana, Tuhan? Tolong jagain mereka ya :D buat yang hari ini berobat, tolong berikan kesembuhan  buat yang sekarang sehat, tetep bantu mereka jaga kesehatannya, ya Tuhanku sayang 
Oh iya, Tuhan..makasih buat temen2 barunya hari ini :) ada si christina, si cici yang saya kira lebih senior, eh ternyata baru lulus SMA tahun ini. Hehehe

Waahhh, bersukacita sekali hari ini :D Memberi memang indah sekali. Ketika kita memberi sebenarnya kita juga sedang menerima, ketika saya memberi perhatian saya untuk mereka, saya juga dapat pelajaran tentang mengasihi. Saya melihat banyak teladan kasih hari ini . paling terharu liat seorang ibu paruh baya dari tim relawan yang dengan tulusnya memotongi kuku kaki beberapa nenek di sana. Saat melihat beliau, saya langsung teringat sama Tuhan Yesus yang membasuh kaki murid-murid-Nya. Waw, that’s love...when love can break the limitation of religion, ethnic, character, and any other distinguish things between us.



Terima kasih Tuhan. Pelajaran hari ini sangat berharga

I heart You :*


from my e-diary June, 12, 2011 10.32 p.m

Comments

Popular Posts