Kuliah Kerja Nyata (K2N) UI 2013: A Testimony

Mengenal K2N UI

Kuliah Kerja Nyata Universitas Indonesia – salah satu wadah pengabdian yang dimiliki UI bagi mahasiswa yang ingin mengabdi di pulau-pulau terdepan Indonesia yang langsung berbatasan dengan negara lain. Kegiatan ini pertama kali saya ketahui ketika saya masih menjadi Mahasiswa Baru UI 2010. Mengetahui adanya wadah ini, saya excited sekali mengingat saya suka mengajar dan cukup concern dengan masalah pendidikan. Melihat visi K2N UI, benih untuk mengabdi, khususnya di titik-titik Indonesia yang seakan ‘terlupakan’ dengan kondisi pendidikan, sanitasi, higienitas yang minim, membuat saya gelisah dan terdorong untuk ikut serta di dalamnya. Saya percaya, K2N UI dapat memfasilitasi hal ini. Akhirnya, setelah dimotivasi oleh Kak Purnama Rismauli, saya mengikuti seleksi tahap pertama K2N UI 2011 dengan menulis esai, meskipun saat itu saya tahu jumlah SKS saya masih belum mencukupi. Hasilnya bisa ditebak sendiri, yaa saya tidak lolos bersama dengan beberapa mahasiswa angkatan 2010 lain yang juga mendaftar saat itu.

Saya pun bertekad untuk ikut seleksi lagi di K2N UI 2012. Melihat titik-titik daerah yang dituju di tahun 2012, saya kembali semangat untuk ikut seleksi lagi. Namun sayangnya, pada tanggal yang sama dengan jadwal keberangkatan K2N UI, saya memiliki tanggung jawab di Jakarta yang sudah lebih dahulu saya ambil di awal tahun dan tidak bisa saya tinggalkan. Oleh sebab itu, secara sadar saya tidak melanjutkan untuk mengikuti seleksi dan memilih untuk menunggu seleksi K2N UI 2013, which is this year. Akhirnya tahun 2012 lalu, 172 peserta yang sudah lolos tes wawancara diberangkatkan ke pulau-pulau atau daerah daratan di perbatasan Indonesia, tanpa adanya saya di dalam tim itu.


Dalam rentang waktu itu, saya membawa hal ini dalam doa-doa saya, berdiskusi dengan Yang Mahakuasa, apakah Ia berkenan untuk mengutus saya pergi ke titik-titik perbatasan. Saya menyatakan betapa rindunya ada di tengah-tengah mereka, tidak hanya sekedar untuk menjadi pendengar bagi keluh mereka , memberikan tenaga untuk membantu pekerjaan sehari-hari ataupun membagi hal-hal yang saya tahu tetapi…saya ingin belajar dari kehidupan mereka yang tangguh dan mempertajam kepekaan terhadap visi Tuhan bagi saya, dalam hal ini pembangunan Indonesia Timur.


K2N UI dan Rangkaian Tahap Seleksi

Tahun 2013 pun tiba. Saya ikut seleksi tahap pertama, esai dan berkas. Amazingly, puji Tuhan lolos. Sempat tidak menyangka mengingat saya mengerjakannya dengan kondisi penuh keterbatasan, sedangkan seleksi esai gelombang II dan gelombang III terus dibuka, yang notabene mungkin saja mengeliminasi saya. But He said that I have to go forward, so then I obey.


Masuk ke tahap dua, seleksi wawancara. Dua kali di hari yang berbeda, saya gagal wawancara karena jadwal diundur tiba-tiba padahal saya sudah menunggu di tempat wawancara. Sebenarnya sempat terlintas di pikiran, “Ada apa ini ya? Why things getting harder this way?”


Baru pada akhirnya, untuk ke tiga kalinya saya datang ke tempat wawancara di waktu yang sudah di-reschedule lagi. Hari itu hari sabtu, tepat di hari di mana ada 3 agenda penting lainnya yang saya lagi-lagi tidak bisa tinggalkan, ketiganya sama-sama penting dan tidak ada yang bisa di-cancel sedangkan pada hari itu juga, wawancara sudah jadwal terakhir dan tidak akan ada reschedule lagi. Saya benar-benar hanya bisa wawancara di sela-sela waktu antara pagi ke siang atau siang ke sore dengan kondisi ketidakpastian urutan ke berapa dan kapan saya akan dipanggil untuk masuk ke dalam ruang wawancara. It seemed impossible to undergo the interview, but suddenly all things ran well. Hari itu, setengah jam sebelum pembinaan beasiswa selesai, yang notabene adalah agenda pertama saya hari itu, saya melesat ke tempat wawancara. Ketika sampai dan menunggu, tiba-tiba diumumkan lagi bahwa wawancara akan diundur sekitar 2 jam lagi karena sudah memasuki waktu istirahat makan siang. Saya benar-benar tidak mengerti lagi kapan bisa wawancara, cuma hari itu dan di waktu itu saya bisa. Kemudian Tuhan dengan caranya yang ajaib memakai seorang panitia yang setelah saya ceritakan kondisi saya, bisa memahami dan mengajak saya – bersama Wilson S. Purba yang mengalami kondisi serupa – untuk langsung ke atas untuk diwawancara. Jadi sebelum pewawancara istirahat, waktunya diperpanjang sampai Wilson dan saya selesai diwawancara. That was grace, for me.


Singkat cerita, Tuhan masih mengizinkan saya lolos tes wawancara dan tahap selanjutnya, tes kesehatan, saya pun lolos.  Masuklah ke tahap ke empat, pembinaan mental, fisik dan disiplin di Bumi Marinir Cilandak tanggal 20-24 Juni. Melihat track record yang berjalan, seperti dalam K2N 2011 dan 2012, setelah peserta lolos tes wawancara dan sampai ke pembinaan mental dkk, peserta sudah 90% pasti akan diberangkatkan seluruhnya. Namun demikian, K2N 2013 memiliki scenario dan kepelikan yang berbeda. Apabila pada tahun lalu sejumlah 172 mahasiswa diberangkatkan ke pulau-pulau terdepan di wilayah Kalimantan, Nusa Tenggara Timur, Papua dan sekitarnya, namun tahun ini hanya akan ada 50 orang yang akan diberangkatkan dengan alasan kurangnya armada Hercules yang dapat menampung kami yang berjumlah sekitar 140-an orang yang lolos seleksi esai-berkas, wawancara dan kesehatan. Dengan latar belakang tersebut, akhirnya pembinaan mental, fisik dan disiplin pun menjadi sebuah tahap seleksi.


Dalam pelatihan dan pembinaan mental, fisik, dan disiplin, kami benar-benar ditempa untuk menjadi kuat mengingat medan yang berat, yakni lokasi tujuan kepulauan di Papua, Papua Barat dan Maluku Barat Daya dengan endemik malaria ganas, tinggi ombak 4-6 meter, sanitasi dan higienitas buruk. Ketika hasil survey mengenai kependudukan, kondisi pendidikan, kondisi alam, dsb dibukakan, semangat mengabdi itu semakin bangkit. Tetapi, sayangnya, di hari pertama pembinaan mental, fisik, dan disiplin, fisik saya yang kurang siap dan kaget mengakibatkan saya pingsan. hahaha. Actually, it was funny since I’ve ever told God,


“Dear God, I fully respect Your authority, if You don’t permit me to go, it’ll be easy for You to let me faint.” Simply, He did that successfully :)


Saya menyimpan itu sebagai pertanda, but then I told Him again, “Tuhan, izinkan saya melakukan yang terbaik dan menyelesaikan pembinaan ini sampai hari ke lima nanti.” 

And again, He let me be strong. Hari pertama memang collapsed beberapa menit, tetapi hari ke dua, ke tiga, ke empat, ke lima, He made me stand on my feet firmly – meskipun harus jongkok berdiri, berguling, lari muter lapangan, push up, sit up, merayap, tiarap, senam malaikat, makan dengan porsi super besar dengan waktu hanya 5 menit, sampai berenang dari laut menuju pantai. It was grace.


Lady in Waiting (Waiting for Announcement)

Pulang dengan kulit menghitam, massa otot lengan dan kaki yang bertambah, bekas ‘serangan’ ubur-ubur, serta cara pandang berbeda dalam memandang nasi dan lauk pauk, saya dan 115 rekan yang bertahan di pembinaan mental, fisik, dan disiplin masih menunggu kepastian pengumuman – siapa yang akan diberangkatkan dan tidak. Saya bolak balik cek SIAK NG saya tetapi tidak kunjung muncul mata kuliah Kuliah Kerja Nyata di saat rekan-rekan yang lain laporan di grup FB bahwa mereka lolos. Kemudian saya simpulkan bahwa memang saya tidak lolos. Mungkin banyak kebingungan yang terjadi, tidak hanya pada saya, tetapi juga rekan-rekan yang lain mengenai kriteria penilaian dsb, but I don’t wanna blame anyone and I won’t ever do that. Memang banyak hal yang tidak bisa saya kendalikan terjadi, tetapi saya percaya di atas semuanya itu, Tuhan tetap pegang kendali. Everything happens for a reason.


Tidak menutupi juga bahwa memang saya cukup sedih, tetapi kesedihan itu hanya berlangsung beberapa saat. Hal yang membuat sedih adalah membayangkan saya tidak dapat berada bersama-sama mereka, anak-anak, pemuda, lansia di sana, ikut hidup di tengah-tengah mereka dan belajar merasakan cara hidup yang sama. Satu hal yang saya yakini adalah, mereka tidak hanya membutuhkan uluran tangan dalam bentuk materi apabila dalam konteks ini kita melihat mereka rata-rata hidup dalam keadaan kurang layak. Menurut saya itu terlalu simplistic. Yang sebenarnya mereka butuhkan bukanlah uang kita atau kepandaian yang bisa kita bagikan, tetapi mereka butuh kita hadir bersama dengan mereka apapun kondisi mereka, ada penerimaan dan kasih yang tidak pura-pura. Itulah mengapa saya percaya bahwa waktu adalah pemberian, pengorbanan sekaligus investasi terbesar yang bisa kita berikan untuk orang lain.


Pada akhirnya, kita hidup di bawah otoritas dan kedaulatan Tuhan. Sekalipun saya sudah mendoakan rencana ikut K2N selama 2 tahun ini, menyusun dengan rapi setiap rencana, tetapi pada akhirnya, He has His own plan, more beautiful than the plan I’ve arranged. Belajar untuk tunduk pada otoritas Sang Raja dan Pemiliki hidup saya. Belajar lagi untuk mengakui dan memperlakukan kegagalan seperti halnya memperlakukan keberhasilan. Seorang pengabdi harus memiliki jiwa yang besar. ‘Masih banyak tempat mengabdi,’ seperti yang dikatakan teman saya Lizara Patriona:

1.       Gerakan UI Mengajar
2.       School of Volunteers UI
3.       Desa Mandiri UI Kampung Gedong
4.       Rumah Belajar BEM UI
5.       Desa Binaan FE UI
6.       Desa Inspiratif MIPA UI
7.       Bakpau FKM (FKM UI Peduli)
8.       Betis Fasilkom
9.       Children of Heaven Psikologi
10.   Pusat Krisis Psikologi
11.   Rumah Panda
12.   Rumah Pintar
13.   Sekolah Pilihan
14.   Social Entreprise Club-Indonesia
15.   Whuzz Team
16.   Dreamdelion
17.   Saung Sastra FIB
18.   Kersos FT
19.   Mari Mengajar Forkoma
20.   IMAMI Mengajar
21.   FIK Mengabdi
22.   Rumah Baca FISIP
23.   FISIP Masuk Desa
24.   Tanah Sengketa Kebun Sayur Ciracas FH
25.   Rumah Baca Kutek
26.   Save Street Children
27.   Indonesia Menyala (support program Indonesia Mengajar)
28.   FloHope
29.   Nalacity Fondation
30.   Good Pustaka
31.   Gigi Sahabat Bumi FKG
32.   TBM FK
33.   Dst….


Kalo kata kakak-kakak panitia: Kapal yang aman adalah kapal yang berada di pelabuhan, tetapi bukan untuk itu kapal diciptakan. Teruslah berlayar!

Menjadi bagian dari keluarga besar seleksi peserta K2N UI 2013 is not a mistake. Sekalipun tidak diberangkatkan ke titik, saya tetap siap untuk mengabdi di manapun ditempatkan saat ini dan di masa yang akan datang. Buat 50 rekan-rekan yang berangkat besok, 27 Juni 2013, selamat berjuang di perbatasan! Kami mendukung penuh :)


If I win, I’ll praise God. If I lose, I’ll praise God :)

Comments

Popular Posts