Dear Monica Agnes Sylvia



Monica Agnes Sylvia, saya ‘tahu’ dia sejak SMA. Anak SMANsa Tangerang ini cukup beken di kalangan high school debaters. She’s cheerful and smart, everyone likes her. Waktu SMA, kami cuma sekedar tahu satu sama lain. Di satu kompetisi debat SMA, Monic dan timnya pernah jadi oposisi tim saya. Mungkin dia lupa kalau kita pernah ketemu di satu preliminary round debat. Tapi saya ga pernah lupa hari itu, hari di mana one brilliant girl came up and delivered speech eloquently .

Jadi, kami sama-sama anak debat awalnya.

Waktu berlalu. Masuklah ke hari pertama ospek di kampus. Di belakang papan petunjuk bertuliskan “Hubungan Internasional”sudah berbaris mahasiswa-mahasiswi baru HIUI angkatan 2010. Saya lihat di barisan itu ada sosok yang familiar, pikir saya, “Wah ada Monic juga.” Ternyata ada beberapa anak debat juga yang masuk jurusan ini. Kami liat-liatan dan akhirnya Monic nyapa duluan, “Hai, lo anak debat juga kan ya?” Di situlah officially kami berteman.

Jadi, kami sama-sama masuk HI ceritanya.

Waktu terus berjalan. Ospek internal jurusan menempatkan kami berdua di dalam kelompok yang sama sampai akhir tahun. Foto nomor 1 adalah waktu kami dapat hukuman kelompok. Alhasil, selama ospek yang perempuan harus dandan ala cowok maco dan sebaliknya. Malunya setengah mati, tapi gapapa, cuek aja (ya ga Mon? wkwk).

Jadi, kami sama-sama masuk kelompok ospek jurusan yang namanya El-Baradei.

Waktu berjalan lebih jauh lagi. Ada persekutuan kampus yang di dalamnya ada kelompok bertumbuh. Laluuuuu, Monic dan saya ‘tertangkap’ kemudian masuk di satu Kelompok Kecil yang sama. Dibimbing oleh Kakak senior HI 2008, Kak Mita – dan beberapa teman HI yang lain, Ory, Thika, Elda – saya dan dia semakin mengenal satu sama lain.

Jadi, kami masuk Kelompok Kecil yang sama.

Waktu kuliah tiba-tiba berlari. Sudah masuk ke saatnya memilih minat di HI. Saling cerita dan intinya, kami menemukan bahwa ketertarikan kami mirip, yaitu di ekonomi politik internasional, khususnya isu-isu pembangunan. Akhirnya, kami banyak ambil kelas yang sama. Hmm, bahkan hampir semua kelas sama, kecuali kelas-kelas ‘belanja’ di departemen lain.

Jadi, arah peminatan kami sama.

Sampai pilih topik skripsi, ngerjain skripsi pun dan urus ini itu untuk sidang, kami sering bareng dan saling nyemangatin (karena kami ganti-gantian down-nya hehe).
Tiba-tiba jadi inget waktu saya ambil data skripsi di Atambua dan surat yang dimasukkin ke salah satu kantor pemerintah lokal ditolak semua karena kurang cap Departemen HI. Gimana caranya, masa harus balik ke Depok? Sambil sesegukan sedih, nelpon Monic di Depok dan dibantuin urus surat dan dikirimin via email hari itu juga :”)

Huuaa, inget lagi. Waktu di tengah-tengah presentasi sidang skripsi, saya tiba-tiba batuk hebat dan sidang ditunda beberapa menit. Monic yang hadir di ruangan sidang pagi itulah yang keluar dan repot-repot cari air hangat supaya batuk saya reda :”)

Sampailah ke foto nomor 2, buah dari saling dukung itu berbuah manis.

Jadi, kami sama-sama pakai toga di balairung :”)

Waktu telah menapakkan kakinya di masa selepas kuliah. Sekalipun udah lulus, kami masih ketemuan dan saling menajamkan panggilan masing-masing. Hmm, sebenernya terkait hal itu, kami punya sebutan khususnya PH(kuadrat) – Panggilan Hidup dan Pasangan Hidup, wehehe. Foto nomor 3 diambil waktu kami menghadiri resepsi pernikahan pertama dari teman seangkatan kami di HI, yaaa ikut rombongan untuk anter piala bergilir buat yang “pecah telor” duluan di angkatan.

Jadi, kami sama-sama bergumam “kapan piala itu bergilir ke kita ya?” *lalu ketawa bodoh, karena ceritanya abis sama-sama patah hati

Waktu semakin menuntun kami dalam dunia visi. Mimpi Monic tentang pembangunan dan mimpi Yohana tentang pembangunan, menemukan harmoninya. Hati Monic gelisah melihat kemiskinan dan ketimpangan di dunia, terkhusus di Indonesia. Monic rindu melihat disparitas dunia tidak semakin melebar, tetapi sebaliknya. Harapannya itu pernah ditertawakan orang. Namun demikian, orang itu tidak tahu bahwa semakin Monic merasa tertantang, semakin dia akan hanyut dalam semangatnya – terus mengejar dan berbuat segenap hati – untuk memutuskan rantai kemiskinan. Dia pun belajar dan terjun langsung ke tempat-tempat yang mengasahnya dan memperlengkapinya untuk pekerjaan yang lebih besar lagi. Hingga akhirnya, Sang Pemilik Hidup ‘menjerumuskannya’ ke World Vision Indonesia. Lalu, Sang Pemilik Hidup juga memakai Monic untuk ‘menjerumuskan’ saya ke tempat yang sama.

Jadi, kami sama-sama daftar dan diterima magang di WVI.

Belum berhenti sampai di situ, setelah masa belajar di kelas selama sebulan berakhir, kami siap-siap diutus untuk on job training a.k.a magang di suatu tempat. Hari pengumuman penempatan magang tiba dan kami dikirim ke Kalimantan Barat.

Jadi, kami sama-sama field visit 2 bulan di Area Development Program (ADP) Kubu Raya dan ADP Singkawang, Kalimantan Barat

Foto nomor 4, diambil saat kami masih magang di Kalimantan Barat. Entah apa maksud Tuhan lagi-lagi menempatkan kami di tempat yang sama. Apalagi kalau bukan untuk tetap menguatkan dan menopang bahkan menajamkan satu sama lain?

Lalu, sampailah di foto nomor 5, itu mungkin dinner bareng kami yang terakhir sebelum berangkat ke titik penempatan masing-masing –Monic di Ngada (Flores, Nusa Tenggara Timur) sedangkan Yohana di Halmahera Utara. Akhirnya kami ‘terpisah’ oleh jarak yang jauh dan waktu yang beda satu jam hehe :”) tapi no worries lah ya Mon.

Yaaaap, intinya HAPPY BIRTHDAAAAY, Monica Agnes Sylvia!

Mungkin ulang tahunmu kali ini berbeda dengan ulang tahun di tahun-tahun sebelumnya. Tanggal  5 Oktober ini kamu ngerayainnya ga bareng Bapak, Mama dan Ito atau sama temen-temen yang lain. Tahun ini juga aku ga bisa bawa lilin dan kue ulang tahun terus tiba-tiba ada di kosanmu kayak tahun lalu. Aku juga ga bisa kasih apa-apa dari sini. Yang aku bisa cuma bikin ini, terus jadi “tempat sampahmu” dan menyebut namamu di doaku. Percayalah, kamu ga sendiri di kota kecil dan dingin bernama Ngada itu. Kami hari ini merayakan ulang tahunmu. Bersyukur banget bisa kenal Monic. Aku percaya kehadiran kamu di Ngada pun untuk memberikan kehangatan dan sukacita di sana.

Btw, aku juga tambah happy karena tahun ini udah ada seseorang yang spesial di momen ultahmu hehehe.

Keep growing in love ya Monic. I reeaaalllly thank God for you (I won’t ever be bored to tell you this). Terima kasih udah kenal aku dan segala kekuranganku, tapi kamu tetep stay dengan kasihmu. Terima kasih udah jadi seorang sahabat yang Tuhan pakai untuk melatih kasihku. Thanks untuk setiap cerita dan kekuatan yang kamu bagikan lewat hidupmu.

Tetaplah jadi Monic yang ceria, tekun, sederhana dan hangat; Monic yang selalu mau belajar dan mendengar; Monic yang punya hati untuk merasakan apa yang orang lain rasakan dan tangan yang ringan untuk cepat menolong. (ckck, betapa beruntungnya pria itu ya Mon hihihi).

Love you, Monic!


Tobelo, 5 Oktober 2015

Comments

  1. So sweeettt..what a good friends maybe i can call you both sister in GOD..have a good bday monic..

    ReplyDelete
  2. So sweeettt..what a good friends maybe i can call you both sister in GOD..have a good bday monic..

    ReplyDelete
  3. Kak bellaaaa... terima kasih banyak ya kaaak :) bersyukur sekali untuk anugerah persahabatan ini :") sekali lagi terima kasih banyak ya kak beeeelsss. God bless you too :)

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts